
Probiotik yang mengandung Lactobacillus, Bifidobacterium, dan Achidophilus telah digunakan sejak berabad-abad lalu untuk kesehatan manusia. Probiotik pertama kali ditemukan oleh seorang peneliti Rusia bernama Metchnikoff. Atas penemuan itu, ia memenangkan hadiah Nobel. Teorinya dikenal dengan intoxication theory ataueternal youth theory, yang antara lain menyebut, konsumsi yogourt dapat mencegah penuaan.
Salah satu bukti nyata dari manfaat probiotik adalah hasil penelitian yang menunjukkan bahwa bayi yang mendapatkan ASI Eksklusif (Selama usia 0-6 bulan hanya mengkonsumsi ASI) lebih jarang mengalami diare dibandingkan dengan bayi yang mendapatkan susu formula sejak lahir. Hal ini dapat terjadi karena ternyata secara alami, ASI mengandung probiotik dan berperan besar dalam meningkatkan kesehatan pencernaan bayi sedangkan susu formula tidak mengandung probiotik (sekalipun mengandung probiotik namun kandungannya tidak optimal)
Pada kasus diare, anak-anak maupun dewasa akan mengalami ketidakseimbangan bakteri di dalam ususnya sehingga BAB cair yang dialaminya bisa semakin sering dan berlarut-larut bila tidak diberikan obat. Berbagai pusat penelitian telah membuktikan bahwa probiotik ternyata memiliki peran besar dalam menurunkan frekuensi diare dan mempercepat penyembuhan pada kasus-kasus diare.
Penelitian terbaru tentang biologi molekular dan genomik dari salah satu jenis probiotik yang dinilai berperan besar dalam kesehatan pencernaan, yaitu Lactobacillus menunjukkan bahwa bakteri tersebut dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh, berfungsi sebagai anti kanker yang potensial, dan berpotensi untuk mengobati kasus-kasus diare yang disebabkan penggunaan antibiotik, diare pelancong, diare pada anak, diare karena intoleransi laktosa, penyakit radang usus dan sindrom iritasi usus besar.
Terkhusus pada bayi dan anak, diare masih merupakan penyebab tingginya angka kesakitan dan kematian pada anak di negara berkembang. Statistik menunjukkan bahwa lebih dari 70% kematian balita disebabkan diare, pneumonia, dan malnutrisi. Penyebab diare bersifat mutifakorial, di samping adanya agen penyebab, unsur kerentanan dan perilaku manusia serta faktor lingkungan sangat berpengaruh, oleh karenanya program pencegahan dan pemberantasan diare diarahkan untuk memperkuat daya tahan tubuh, mengubah lingkungan dan perilaku ke arah yang kondusif untuk kesehatan.
Kajian mengenai manfaat probiotik terus dilakukan para ahli. para ilmuwan menemukan manfaat bakteri baik ini pada anak-anak, yakni mengurangi lamanya penyakit diare dan mencegah diare akibat penggunaan antibiotik. Kendati demikian para ahli mengatakan belum ada bukti kuat untuk menyarankan penggunaan susu formula yang mengandung probiotik. Probiotik juga tidak disarankan untuk anak yang menderita penyakit berat. Selama ini produsen makanan dan minuman probiotik selalu mengklaim produk mereka menyehatkan sistem pencernaan dan meningkatkan sistem imun. Padahal, belum ada riset yang bisa membuktikan secara akurat klaim-klaim tersebut.
Probiotik juga bisa mencegah diare pada anak-anak yang minum antibiotik. Akan tetapi anak-anak yang menderita penyakit gangguan kekebalan tubuh atau memakai kateter tidak disarankan mengonsumsi probiotik karena bisa menimbulkan infeksi serius. Dalam penelitian yang dilakukannya, produk makanan dan minuman probitok untuk anak hanya mengandung 7-21 persen probiotik dari jumlah yang disebut dalam label. Agar bakteri tetap hidup, produk harus disimpan di tempat yang terlindung dari panas, cahaya dan kelembaban.